TAFAKUR SEJENAK

TAFAKUR SEJENAK

Lihatlah matahari yang selalu bersinar tak pernah lelah. Sinarnya memancar, memendar memberikan kehangatan pada dunia. Burung-burung yang selalu berkicau menambah mesranya alam semesta.
Langit yang cerah memberi warna untuk dunia. Bintang-bintang berkilau menyemburatkan cahaya membuat siapa memandang jatuh cinta. Lihatlah gunung yang kokoh berdiri menjulang tinggi, terlihat gahar namun santun. Selalu istiqomah untuk tetap berdiri walaupun goncangan bumi terkadang membuatnya mual.
Dedaunan hijau nan rindang, merekah, menawarkan kesejukan mata kala melihatnya. Lautan biru nan luas yang di dalamnya terdapat begitu banyak pesona, mutiara berkilau membuat mata berbinar. Ikan-ikan yang berenang kesana-kemari, melenggak-lenggok indah.
Semuanya untuk kita, semuanya. Kita bebas menikmatinya, menggenggamnya, mencengkramnya. Rasanya malu untuk mengeluh, meratap, kala melihat semua keindahan yang terpampang di depan mata. Nikmat Tuhanmu yang mana yang kau dustakan? Tidak ada, sungguh tidak ada.
Bentuk kita sempurna, menjadi symbol kebahagiaan. Lihatlah sang kupu, ia tetap mengepakkan sayap walaupun umurnya tak panjang. Lihatlah sang semut yang tetap memikul beban padahal sang beban jauh lebih berat dari bobot tubuhnya. Sang siput tetap berjalan walaupun jalannya super lambat. Kenapa mereka melakukan itu? Karena hidup mereka hanya satu kali. Mereka menerima takdir mereka, mereka tidak melihat keistimewaan yang melekat pada makhluk lain.
Sebaliknya mereka memaksimalkan potensi yang telah Allah berikan. Anda tak perlu bersedih ketika tak bisa melakukan suatu hal yang kawan anda bisa melakukannya.
Anda tak perlu meratap tatkala melihat nasib kawan anda lebih baik dari anda. Kita terlalu terpana melihat keistimewaan yang melekat dalam diri orang lain, hingga kita tidak menyadari kita memiliki keistimewaan yang sama.
Bukankah semuanya sementara? ingat semuanya sementara. Tak ada yang abadi, semuanya kan hilang dan pergi. Kulit anda yang segar akan mengeriput Mata anda yang berbinar akan sayu. Langkah anda yang cepat akan melambat. Senyum anda yang merekah akan sendu. Fisik anda yang bugar akan bergetar.
Semuanya berubah, apakah anda tidak ingin mempersembahkan yang terbaik ketika anda masih hidup? Waktu selaksa kilat yang menyekat. Menghujam dada, membuat mata terperangah kala terlintas olehnya.
Lihatlah diri anda kala masih kecil, lihat anda bisa melihatnya? Bandingkan dengan diri anda sekarang. Anda akan menangis kala banyak melakukan hal sia-sia di masa lalu. Sekarang waktunya anda untuk berubah. Ketika anda berniat untuk berubah, langit yang kelam pun terasa cerah.
Masa depan yang tadinya terlihat suram, akan kembali terlihat indah. Burung-burung pun kan berkicau menyambut sang pemenang baru. Kebebasan hidup sejati akan dinikmati. Pelangi akan menghiasi, membuka pintu kebahagiaan. Selamanya.
Previous
Next Post »
Posting Komentar
Thanks for your comment